Di era reformasi saat ini, terjadi suatu perubahan yang substansial dimana itu terjadi pada generasi muda bangsa yang adalah tulang punggung Negara. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah tersebut. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang besar dalam setiap aspek kehidupan masyarakat secara umum dan pelajar secara khusus.
Hasil temuan teknologi tersebut kemudian dimanfaatkan dalam setiap aktifitas kehidupan manusia. Teknologipun kian hari kian berkembang seiring berjalannya waktu. Jika mereka tidak mengenal teknologi, kelak mereka akan tertinggal dalam peradabannya. Namun setiap hal layaknya seperti sebuah koin, memiliki dua sisi. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya internet ini selain membawa dampak yang positif maka dengan sendirinya dampak negatif itu muncul.
Sebelum kita membahas lebih lanjut lagi mengenai dampak yang diberikan internet, terlebih dahulu kita membahas apa sebenarnya internet itu.
Internet merupakan sebuah singkatan dari interconnected networking. Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti antara Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari miliaran komputer di dunia. Internet merupakan hubungan antar berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya di mana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi. Internet memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan jarak dan waktu dalam mendapatkan informasi. Internet merupakan sebuah jaringan komunikasi dan informasi global.
Ketika kita bergaul dengan internet maka kita akan mendapatkan banyak hal. Begitu banyak hal yang membuat internet menarik untuk ditelusuri (surfing and browsing) mulai dari hal- hal yang dapat memperkaya pengetahuan bahkan sampai pada hal-hal yang dapat merusak kepribadian seseorang.
HAL NEGATIF YANG DITAWARKAN OLEH INTERNET
Begitu banyak hal negative yang ditawarkan oleh internet. Antara lain:
1. Pornografi. Internet sering dikaitkan dengan pornografi, meskipun kenyataan yang ada tidak selamanya internet itu berbau pornografi. Pornografi dapat membuat seorang pelajar ketagihan sehingga bisa saja membuat ia kehilangan semangat belajar karena yang ada di otaknya adalah hal-hal pornografi yang dengan mudah dapat diunduh melalui internet dan bahkan bisa melakukan hal hal diluar batas kewajaran yaitu melakukan seks diluar nikah.2. Violence and Gore. Kekejaman dan kesadisan banyak ditampilkan oleh internet. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu. hal ini dapat mempengaruhi psikologis pelajar apalagi bagi orang yang masih dalam tahap pencarian jati diri.
3. Penipuan. Internet erat kaitannya dengan penipuan. Baik penipuan secara materi bahkan secara secara moral. Contohnya, banyak kasus penipuan lewat facebook sehingga membuat korban diculik.
Selain itu pula ada beberapa dampak negatif yang dilihat secara konseptual. Antara lain:
1. Health issue. Stress yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan dan aplikasi berbasis TIK, ketergantungan akan teknologi informasi dan komunikasi, pengaruh radiasi gelombang elektromagnetis, pengaruh radiasi layar monitor, masalah persendian akibat kelelahan akibat kesalahan penggunaan keyboard dan mouse, dsb.
2. Information anxiety. Terlalu banyak informasi sehingga tidak bisa memilih mana informasi yang benar / salah, penting / tidak, karena semakin banyaknya informasi yang ada sekarang, tidak semua informasi yang diberikan benar adanya. khususnya yang menggunakan media internet.
3. Dehumanization. Hilangnya / turunnya penghargaan atas nilai individu, yang digantikan dengan angka identitas.
4. Impact of globalization on culture. Makin menghilangnya / menipisnya nilai-nilai budaya lokal akibat pengaruh globalisasi. Karena semakin cepat dan mudahnya penyebaran informasi dari dunia luar melalui internet.
Hal-hal diatas menyadarkan kepada kita bahwa banyak selain banyak hal positif banyak pula hal negatif yang ditawarkan internet. Maka akan sangat merugikan bagi kita sebagai pelajar apabila kita mengalami kecanduan internet. Pernah kah kita berpikir bahwa internet dapat
mengakibatkan kecanduan? Tak ada bedanya dengan minuman keras, rokok, narkoba, seks dsb. Internet juga mengakibatkan kecanduan bagi para pemakainya apabila tidak dikontrol. Internet yang selama ini dipuja dan digeluti banyak kalangan sebagai alat untuk mencari informasi dan juga untuk membantu kesuksesan bisnis ternyata dapat menimbulkan bahaya kecanduan. Kecanduan internet telah menyerang berbagai golongan, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua. Dan saat ini kita membicarakan tentang kecanduan internet dikalangan pelajar.
Begitu banyak tawaran yang diberikan oleh internet sebagai suatu hal yang dapat menarik seseorang untuk terjun kedalam kehidupan dunia maya. Sebut saja berbagai situs jejaring social seperti FACEBOOK, FRIENDSTER, TWITTER, MYSPACE, MYYEARBOOK, dsb, berbagai sarana chating seperti YAHOO MASSENGER, MSN, dsb sampai pada games online dan masih banyak lagi yang menawarkan glamournya dunia maya tersebut. Banyak pelajar yang terjebak dalam rayuan maut internet ini.
Akan tetapi, biasanya seseorang yang telah kecanduan tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang pecandu internet. Bahkan ia tidak mau disebut sebagai pecandu karena tidak menyadari bahwa perilaku onlinenya berlebihan. Menurut Young (Young, 1996) kecanduan internet sebagaimana kecanduan obat-obatan, alkohol dan judi akan mengakibatkan kegagalan akademis, menurunkan kinerja, perselisihan dalam perkawinan bahkan perceraian. Yang lebih relevan bagi pelajar saat ini adalah menurunnya prestasi akademik.Young juga membedakan pengguna internet yang menggunakan internet secara normal (Non Dependent) dengan pengguna internet yang adiktif (Dependent). Hal ini sama juga seperti yang di ungkapkan oleh Suller (1996) yaitu pengguna internet yang sehat dan pengguna internet yang tidak sehat.Kedua peneliti itu sama-sama mengungkapkan penggunaan internet menjadi masalah ketika hal itu mengganggu bagian lain dari kehidupan seseorang seperti tidur, dan hubungan sosial.
Pengguna internet yang sehat atau Non Dependent yaitu orang yang menggunakan internet secara wajar untuk berhubungan dengan teman melalui komunikasi elektronik atau menggunakan internet sebagai sarana mencari informasi yang dibutuhkan artinya golongan ini mampu memadukan kehidupan nyata dengan dunia cyberspace. Pengguna internet yang tidak sehat yaitu pada golongan ini individu-individu memisahkan antara kehidupan nyata dengan dunia cyberspace, artinya aktivitas cyberspace menjadi dunia tersendiri, tidak dibicarakan dengan orang lain dalam kehidupannya.
GEJALA KECANDUAN
Kecanduan internet disebut sebagai Internet Addiction Disorder (IAD). Beberapa tanda-tanda umum kecanduan internet di sebutkan oleh Stephen Juan, Ph.D. seorang antropolog di University of Sydney antara lain :
1. Selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu di internet sehingga akan menguras waktu efektif yang ada.2. Jika tidak menggunakan internet, muncul gejala-gejala penarikan diri seperti kecemasan, gelisah, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berkhayal atau bermimpi mengenai Internet.
3. Jika terhubung dengan internet, gejala-gejala penarikan diri tersebut akan hilang ataupun berkurang.
4. Mengakses internet lebih lama dari yang di niatkan.
5. Cukup banyak porsi kegiatan yang digunakan untuk aktivitas terkait internet, termasuk e-mail, browsing, dan chatting.
6. Mengurangi kegiatan penting, baik dalam pekerjaan, belajar, sosial atau rekreasi, demi menggunakan internet.
7. Hubungan sosial, pekerjaan, atau pendidikan terancam terganggu karena penggunaan internet yang berlebihan.
8. Internet digunakan untuk melarikan diri dari perasaan bersalah, tak berdaya, kecemasan, atau depresi.
9. Menyembunyikan penggunaan internet dari keluarga atau teman.
Banyak kasus yang dijumpai dilapangan bahwa banyak pelajar mengalami sindrom internet (kecanduan internet). Apalagi teknologi saat ini sangat mendukung. Misalnya saja fasilitas handphone yang terlalu canggih sehingga memungkinkan para pelajar untuk dapat mengakses internet dimanapun dan kapanpun sekalipun sementara dalam proses belajar mengajar didalam atau diluar kelas.
Mengapa sampai bisa kecanduan? Seorang pakar psikolog di Amerika David Greenfield, menemukan sekitar 6% dari pengguna internet kususnya pelajar mengalami kecanduan. Para pelajar tersebut memiliki gejala yang hampir sama dengan kecanduan obat bius yakni lupa waktu dalam berinternet.
Kebanyakan para pelajar yang kecanduan internet ini dikarenakan mereka menemukan kepuasan di internet, yang tidak mereka dapatkan di dunia nyata. Kebanyakan mereka terperangkap pada aktivitas negatif seperti games, judi dan sex online.
Selain itu pula peran serta teman sebaya dapat memicu seorang remaja dalam hal ini siswa untuk ketagihan bahkan kecanduan. Dalam perkembangan karakteristik peserta didik dipelajari bahwa ketika seorang anak dalam hal ini para pelajar yang masuk pada usia remaja, mereka akan cenderung lebih sering bergaul dengan teman sebaya mereka. Hal lain yang dapat pula mengakibatkan seseorang kecanduan adalah fasilitas yang diberikan oleh orang tua yang terlalu canggih. Sehigga diamanapun dan kapanpun seorang pelajar dapat mengakses situs-situs yang ada di internet.
KECANDUAN BANYAK MENYERANG REMAJA
Kebanyakan pelajar merupakan remaja, sehingga para pelajar sangat mudah terserang kecanduan ini. Remaja yang kecanduan internet punya kemungkinan lebih besar untuk melakukan perbuatan yang membahayakan diri mereka, demikian hasil studi ilmuwan Australia-China seperti dilaporkan Reuters health.
Para peneliti mengkaji 1.618 remaja berusia 13 sampai 18 tahun dari Provinsi Guangdong di China mengenai perilaku memukul diri, menjambak, mencubit atau membakar diri. Para responden juga diberi tes guna mengukur tingkat kecanduan mereka terhadap internet.
Kecanduan internet telah dikategorikan sebagai masalah kesehatan mental sejak pertengahan 1990-an dengan gejala yang serupa dengan kecanduan lain. Tes itu mendapati bahwa sebanyak 10 persen siswa yang disurvei kecanduan internet pada tingkat sedang, sementara kurang dari satu persen adalah pecandu berat internet.
Semua siswa yang dikategorikan sebagai kecanduan tingkat sedang terhadap internet, 2,4 kali lipat lebih besar kemungkinannya melukai diri sendiri, satu sampai lima kali dalam 6 bulan belakangan dibandingkan dengan siswa yang tidak kecanduan internet, kata Dr. Lawrence Lam dari University of Notre Dame, Australia.
Siswa yang kecanduan Internet pada tingkat sedang hingga parah hampir lima kali lipat lebih mungkin dibandingkan dengan siswa yang tidak kecanduan untuk melukai diri mereka sendiri enam kali atau lebih dalam 6 bulan belakangan, kata Lam dan rekannya dari Sun Yat-Sen University, Guangzhou.
Dalam beberapa tahun belakangan, dengan makin tersedianya internet di sebagian besar negara Asia, kecanduan internet telah menjadi masalah kesehatan yang bertambah besar di kalangan remaja, kata para peneliti tersebut di jurnal Injury Prevention. Mereka mengatakan hasil itu menunjukkan hubungan yang kuat dan mencolok antara kecanduan internet dan tindakan melukai diri di kalangan remaja bahkan jika dihitung bersama variabel lain yang berkaitan dengan perilaku seperti depresi, ketidakpuasan pada keluarga, atau peristiwa hidup yang membuat stres.
Para peneliti mengatakan hal itu menunjukkan bahwa kecanduan ialah satu faktor risiko terpisah bagi tindakan melukai diri. Para ahli menafsirkan kecanduan internet antara lain jika ada perasaan depresi, gelisah, dan murung ketika tidak melakukan kegiatan internet. Semua itu baru bisa hilang ketika pecandunya kembali melakukan kegiatan online. Mengkhayal atau terlalu memikirkan kegiatan online adalah tanda lain mengenai kecanduan internet.
Oleh karena itu, bagi para siswa, alumni, guru-guru / pegawai SD SETIA pada khususnya dan para pembaca pada umumnya, gunakan lah internet sebijak mungkin.
Untuk para orang tua, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :1. Sesuaikan pengawasan yang diberikan dengan usia anak.
2. Di usia TK, anak hanya sebatas melihat dan menerima penjelasan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya. Orang tua harus mencarikan informasi dan membukakan halamannya.
3. Pada usia SD dan SMP, anak dapat browsing secara mandiri. Namun, beri batasan apa saja yang boleh dikunjunginya. Orang tua mesti berada di samping anak untuk mendampinginya berselancar di world wide web.
4. Bekali anak dengan pegangan moral. Inilah yang akan memagari mereka dari keburukan yang mungkin ditemuinya saat browsing.
5. Berikan aturan yang jelas. Pastikan anak memiliki batasan waktu maupun budget untuk mengakses internet. Rambu inilah yang dapat mengawal anak yang sudah remaja ketika memanfaatkan internet di kesehariannya.
ANALISIS
Internet adalah kemajuan Tekhnologi dari zaman ke zaman. Semua kalangan pasti tau dan sering menggunakan internet untuk kebutuhan hidupnya. Banyak dampak yang terjadi kepada setiap orang terhadap adanya internet termasuk para pelajar. Fenomena Internet di kalangan pelajar kini semakin pesat Setelah adanya jejaring Sosial yang ada seperti Facebook,Twitter,Friendster,dll. Dampak positif bila bagi kalangan pelajar menggunakan internet adalah untuk menunjang pengetahuan juga apabila ada sesuatu hal yang kita tidak ketahui. Dampak Negatifnya adalah jika keseringan akan lupa waktu, Dan menghambat aktifitas lain. Selain itu Internet juga fungsi internet dapat menguntungkan juga bagi kita karena dapat mempromosikan sesuatu atau menjual sesuatu dan dipostkan ke dalam Internet yang bersifat Universal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar